Monday, February 9

KANOUTE DAN KISAH MASJID SEVILLA

cerita tentang saudara muslim
kita yang berprofesi sebagai pesepakbola, mudah-mudahan bermanfaat.. ...dan
kita bisa menjadi mengambil pelajaran dari cerita ini
Dia menghabiskan hampir setahun gajinya untuk membeli masjid tersebut. Masjid itu boleh jadi merupakan satu-satunya bangunan ibadah umat Muslim di Kota Sevilla. Saban pekan, inilah tempat yang dituju komunitas Muslim kota yang terletak di sebelah selatan Spanyol itu untuk menunaikan ibadah shalat Jumat.
Bila masjid ini menjadi tumpuan utama tempat ibadah komunitas Muslim Sevilla, tampaknya tidaklah berlebihan. Lantaran, sejatinya, masjid ini adalah sebuah bangunan yang mereka kontrak dan disulap menjadi sebuah masjid. Maka, ketika kontrak dan izin tersebut habis dan pemilik bangunan berniat menjual propertinya, tidak berlebihan pula bila komunitas Muslim Sevilla cemas. Mereka khawatir tidak akan mempunyai tempat lagi untuk beribadah.
Dan, datanglah bintang sepak bola asal Mali , Frederic Kanoute, meredam kecemasan itu. Rupanya, Kanoute sempat mendengar masalah ini dan memutuskan membeli bangunan tersebut. Tanpa ragu, pemain klub Spanyol, Sevilla FC, itu merogoh koceknya sebesar 510.860 euro atau setara dengan 700 ribu dolar AS (sekitar Rp 6,3 miliar) untuk menyelamatkan masjid di Sevilla itu agar tidak ditutup. Tentu saja, itu bukan uang yang sedikit. Kanoute menghabiskan hampir setahun gajinya untuk membeli masjid tersebut.

Tak ayal lagi, kemurahan hati Kanoute itu mencengangkan banyak pihak sekaligus sangat melegakan bagi komunitas Muslim tak hanya di Sevilla, tetapi juga seluruh Spanyol. Seperti dikatakan Dewan Komunitas Muslim Spanyol, jika tidak karena uluran tangan pemain berusia 30 tahun itu dapat dipastikan mereka akan kehilangan masjid dan kesulitan melakukan ibadah
shalat Jumat. "Jamaah di Ponce de Leon ini sangat beragam.

Jika tidak ada Kanoute, maka kami tidak lagi mempunyai masjid, khususnya untuk shalat Jumat yang merupakan hari libur bagi Muslim," kata juru bicara Dewan Komunitas Muslim seperti dikutip harian cetak setempat, Diario de Sevilla.

Kanoute sendiri memilih bungkam atas pembelian itu. Sebaliknya, kalangan dekatnya mengatakan, langkah itu dilakukan karena ia tidak ingin melihat saudara Muslimnya yang sebagian besar migran dari Afrika Utara dan Afrika Barat tak lagi memiliki sebuah masjid di sebuah kota Eropa. Sementara pernyataan yang dikeluarkan klubnya hanya mengatakan bangunan itu memang telah ditawarkan, terletak di wilayah yang strategis, dan pembelian itu
merupakan sebuah bentuk investasi yang normal. Pihak Balai Kota Sevilla mengonfirmasikan bangunan itu kini telah terdaftar dengan nama Kanoute.

Magnet Muslim

Bagi jagat sepak bola, Kanoute yang masuk dalam nominasi 2007 African Footballer of the Year Award memang menjadi daya tarik tersendiri. Selain dikenal dengan gol-golnya yang indah, Kanoute menjadi magnet karena identitas Muslimnya. Bersama dengan bintang lapangan hijau seiman, mereka mewarnai ketatnya jadwal kompetisi La Liga sekaligus menjadi sumber berita
yang tak pernah kering.

Seolah tradisi setiap kali menjelang Ramadhan, harian cetak Spanyol selama beberapa hari menjadikan Ramadhan dan pernak-perniknya sebagai sajian utama mereka. Dalam kehebohan media seperti ini, Kanoute serta bintang Muslim lainnya seperti Yaya Toure, Eric Abidal, Mahamadou Diarra, dan Lilian Thuram kerap menjadi bahan untuk tebak-tebakan. Media dan penggemar mereka akan sibuk menebak apakah mereka akan berpuasa atau tidak.

Bisa dimaklumi karena mereka semua dikenal sebagai Muslim yang taat. Abidal, misalnya, kerap dipotret dengan tas latihannya yang salah satu penghuni tetapnya adalah Alquran. Sementara Kanoute kerap bershalat di ruang ganti pemain. Pemain yang tahun lalu hijrah ke Sevilla dari klub Prancis Lyon pada 2005 dan sukses membawa pulang piala UEFA tahun lalu itu juga sempat menimbulkan kehebohan ketika menolak mengenakan kaos Sevilla yang memuat gambar sebuah situs judi online sebagai salah satu sponsornya. Alasannya,
judi diharamkan oleh Islam. Keteguhan sikap Kanoute akhirnya membuat Sevilla memberikan satu kaos khusus tanpa corat-coret di atasnya.

Mengenai puasa, Kanoute termasuk pemain yang menolak anggapan bahwa puasa akan me nur unkan penampilannya. "Siapa pun yang mengerti dan memahami Islam memahami bahwa puasa justru menambah kekuatan dan tidak memperlemah, " tegasnya. Dia pun telah membuktikan kebenaran pendapatnya. Pada musim kompetisi tahun lalu, misalnya, ia mampu menjebloskan 20 gol ke gawang lawan. Harian cetak ABC menuliskan, produktivitasnya ini meyakinkan pemilik klub untuk tidak menekannya agar jangan berpuasa ketika pertandingan digelar.

Itulah Kanoute. Di tengah kilatan blitz yang memburu, mendapat hujan pujaan, sukses di lapangan hijau, Kanoute tetap dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan memiliki jiwa sosial yang tinggi. Di kampung halamannya, ia mempunyai yayasan yang menyantuni anak yatim. Kini, sebuah masjid pun berdiri dengan torehan namanya.